Pengenalan Object Oriented Programming (OOP)
Desember 19, 2008 by madi44Pengertian OOP
OOP adalah sebuah metodologi atau cara berpikir dalam melakukan pemrograman dimana pendefinisian tipe data disertai dengan pendefinisian fungsi. Struktur data yang seperti ini disebut dengan istilah object. Paradigma pemrograman OOP dapat dilihat sebagai interaksi sebuah object dalam melakukan tugasnya.
Segelas teh tentunya memiliki berbagai spesifikasi seperti volume air, rasa, temperatur dan sebagainya. Pada pemrograman, spesifikasi-spesifikasi tersebut merupakan variabel yang dideklarasikan beserta tipe data. Pada OOP, sebuah object Teh juga memiliki method berupa fungsi yang dapat dipanggil untuk merubah kelakuan atau spesifikasi teh tersebut. Method minumTeh dapat dideklarasikan sebagai fungsi yang dapat dipanggil untuk mengurangi nilai variabel Volume.
Di samping itu, sebuah object dapat memiliki relasi terhadap object lainnya. Sebagai contoh, sebuah object dapat berupa keturunan dari object lain.
Sejarah OOP
Konsep OOP bermula pada era 1960-an. Sebuah bahasa pemrograman Simula memperkenalkan berbagai konsep yang mendasari OOP dengan SIMULA I (1962-65) dan Simula 67 (1967). Kemudian pada tahun 70-an, bahasa pemrograman Smalltalk menjadi yang pertama kali disebut object-oriented.
Pada tahun 1980-an, dua bahasa pemrograman ADA (US Department of Defense) dan PROLOG (the Japanese “Fifth Generation Computer Project”) dipercayai akan bersaing ketat sebagai bahasa pemrograman yang paling dominan. Namun justru OOP yang menjadi paradigma pemrograman yang paling dominan sampai sekarang. Bahasa pemrograman yang object-oriented seperti C++ pada tahun 80-an menjadi populer. Pada tahun 90-an, bahasa-bahasa pemrograman seperti Java mulai menerapkan OOP. Sampai pada 2002, Microsoft Visual Studio memperkenalkan bahasa object-oriented baru yang diberi nama C#. Disusul VB.NET yang merupakan penyempurnaan Visual Basic 6.0 yang tidak mendukung OOP.
Object-Oriented vs. Procedural
Procedural programming merupakan paradigma pemrograman selain OOP yang berdasarkan pada konsep procedure call. Procedure merupakan fungsi yang akan dijalankan secara berantai ketika program aktif baik oleh program itu sendiri atau procedure lain. Contoh bahasa pemrograman yang termasuk kedalam paradigma ini diantaranya adalah Pascal, Delphi, C++, ALGOL, Fortran, dll.
Kembali pada contoh teh di atas. Pada bahasa pemrograman berbasis procedural seperti Modula-2, deklarasi teh tersebut dilakukan seperti berikut:
TYPE Teh = RECORD
NamaTeh: STRING;
VolumeTeh: REAL;
WarnaTeh: ColourType;
...
END;
Selanjutnya proses pemasukkan nilai variabel dan fungsi meminum teh dilakukan seperti berikut:
VAR Tehku: Teh;
BEGIN
...
(* Inisialisasi atribut teh *)
Tehku.NamaTeh := "Sosro";
Tehku.VolumeTeh := 1.00;
...
...
(* Meminum teh *)
Tehku.VolumeTeh := Tehku.VolumeTeh - 0.1;
Proses ini tidak berlaku pada pemrograman berbasis object, sebab struktur data Teh hanya mempunyai tipe-tipe variabelnya. Pada OOP, perubahan sebuah object dilakukan dengan pemanggilan method yang dideklarasikan sebelumnya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, method minumTeh dapat dideklarasi dan kemudian dipanggil untuk mengurangi Volume teh tersebut.
Konsep Dasar OOP
Beberapa istilah-istilah pada OOP antara lain:
- Class - kumpulan dari karakteristik abstrak suatu object, termasuk atribut / property dan kelakuan (method / fungsi) object tersebut. Karakteristik sebuah class seharusnya masuk akal pada konteksnya. Selain itu kode pada sebuah class sebaiknya bersifat mandiri. Properties dan methods yang dideklarasikan pada sebuah class disebut members.
- Inheritance - penurunan atribut dan kelakuan sebuah class (yang diberi istilah khusus parent class) kepada class lain (child class) yang dapat memiliki atribut dan kelakuan uniknya sendiri. Segala karakteristik yang diturunkan dapat diubah nilainya pada child class. Multiple inheritance adalah inheritance pada satu child class yang penurunannya berasal dari lebih dari satu parent class.
- Abstraction - simplifikasi realita yang kompleks dengan pemodelan classes yang sesuai dengan permasalahan, dan bekerja pada level inheritance yang paling sesuai dengan aspek permasalahan.
- Encapsulation - penyembunyian detil fungsional sebuah class dari object yang berinteraksi dengannya.
- Polymorphism - kemampuan berbagai object yang memiliki tipe data yang berbeda untuk merespon pada method-method bernama sama.
Objek berorientasi pada dua hal, yaitu tu : attribute dan Behavior. maka contoh dari suatu Objek ” sepeda” dapat kita identifikasi attribute dan behavior.
Attribute : pedal,stang,rem,ban ,roda,jok,rante.
Behavior : Cara menjalankan, Cara mengerem, Cara membonceng, Cara membelok.
Contoh kasus : Objek “sepeda”
class sepeda{
String warna sepeda, merk;
int tahunsepeda; }
public class sepedaberjalan{
public static void main (String[] args){
// Membuat objek
sepeda sepedaku= new sepeda();
/*memanggil attribute dan memberinilai*/
sepeda.warna sepeda=”biru”;
sepeda.merk=”pollygon”;
sepedaku.tahunsepeda=1999;
System.out.println(”Warna cat sepeda:”+sepedaku.warnasepeda);
System.out.println(”merk sepeda:”+sepedaku.merk);
System.out.println(”tahun sepeda :”+sepedaku.tahun);
} }
Dari contoh program diatas, maka objek “sepeda” kita tentukan attribute dan disimpan filenya Sepeda.java. Untuk pentuan behavior/method maka akan mengirimkan nilai pada attribure warnasepeda, merk dan tahun sepeda yang disimpan file : Sepedaberaksi.java
Sejarah OOP
Object-Oriented Programming (OOP) adalah sebuah pendekatan untuk pengembangan / development suatu software dimana dalam struktur software tersebut didasarkan kepada interaksi object dalam penyelesaian suatu proses/tugas. Interaksi tersebut mengambil form dari pesan-pesan dan mengirimkannya kembali antar object tersebut. Object akan merespon pesan tersebut menjadi sebuah tindakan /action atau metode. Jika kita mencoba melihat bagaimana tugas disekitar kita diselesaikan, kita akan mengetahui bahwa kita berinteraksi dalam sebuah object-oriented world. Jika akan bepergian kita pasti berinteraksi dengan object mobil. Sebagai sebuah object, mobil berisi object-object lain yang berinteraksi untuk melakukan tugasnya membawa kita.
Object-oriented programs terdiri dari objects yang berinteraksi satu sama lainnya untuk menyelesaikan sebuah tugas. Seperti dunia nyata, users dari software programs dilibatkan dari logika proses untuk menyelesaikan tugas. Contoh, ketika kamu mencetak sebuah halaman diword processor, kamu berarti melakukan inisialisasi tindakan dengan mengklik tombol printer. Kemudian kamu hanya menunggu respon apakah job tersebut sukses atau gagal, sedangkan proses terjadi internal tanpa kita ketahui. Tentunya setelah kamu menekan tombol printer, maka secara simultan object tombol tersebut berinteraksi dengan object printer untuk menyelesaikan job tersebut.
Mengapa menggunakan OOP?
Mengapa OOP dibangun dalam sebuah paradigma yang luas untuk menyelesaikan masalah bisnis? Bahasa prosedural mengatur program dalam mode barisan linier yang bekerja dari atas ke bawah. Dengan kata lain, program adalah kumpulan dari tahapan yang dijalankan setelah yang lain berjalan. Programming tipe ini bekerja dengan baik untuk program kecil yang berisi code relative sedikit, tetapi pada saat program menjadi besar, mereka cenderung susah untuk di-manage dan di-debug. Dalam usaha untuk me-manage program, struktur programming diperkenalkan cara untuk mem-break down code-code tersebut melalui functions dan procedures.
Ini adalah sebuah langkah perbaikan, namun pada saat program dijalankan dalam sebuah fungsi bisnis yang kompleks dan berinteraksi dengan sistem lain, maka kelemahan dari struktur metodologi programming muncul kepermukaan meliputi:
Programs menjadi lebih susah untuk dimaintain.
Fungsi yang tersedia, susah untuk diubah tanpa harus mempengaruhi fungsi sistem secara keseluruhan.
Programming tidak baik untuk team development. Programmers harus mengetahui setiap aspek bagaimana program itu bekerja dan tidak menyebabkan terisolasi usaha mereka atas aspek yang lain dari sistem.
Butuh usaha yang keras untuk menterjemahkan Business Models dalam programming models.
Mungkin dapat bekerja dengan baik pada saat terisolasi tapi tidak pada saat terintegrasi dengan sistem lain.